Mengharapkan pemimpin yang lebih baik

Kesal pada orang yang memimpin dikantor saat ini? Boleh saja. Namun, tidak perlu berharap dia segera diganti. Karena, penggantinya belum tentu lebih baik darinya.
 
Dulu, ada kejadian menarik dikantor saya. Orang pada enek dengan cara boss memimpin. Tapi tak bisa apa-apa selain berdoa semoga…boss segera diganti.
 
Rupanya doa itu terkabul. Headquarter menunjuk boss baru. Sebelum orangnya datang, profilnya sudah tiba duluan. Termasuk fotonya. Yang paling heboh ya ibu-ibu. “Iiih. Ganteng baanget…!” gosipnya.
 
Boss baru itu pun tiba. Kesan pertama, begitu menggoda. Kami optimis segala sesuatunya bakal menjadi lebih baik. Hingga suatu saat….orang menyadari bahwa mereka tidak menyukai gaya kepemimpinannya yang keras dan sangat demanding. Sejak saat itu, kegerahan kembali menyelaputi kantor kami.
 
Soal ini, tidak hanya berlaku pada konteks kantor dan pekerjaan. Dalam lingkup kerakyatan pun relevan. Kita sering mengelu-elukan seseorang secara berlebihan.

Seolah dia manusia setengah dewa. Hingga dibutakan oleh retorika, jargon dan janji manisnya. Lalu apa yang terjadi ketika singgasana telah didudukinya? Anda lebih tahu jawabannya.
 
Maka penting untuk membebaskan diri dari ketergantungan terhadap orang lain. Sehingga kita, bisa bekerja dan berkarya secara optimal saat dipimpin siapapun. 
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman  
Author, Trainer, and Public Speaker
Ingin mengolah air di rumah menjadi air RO (Revese Osmosis)? Higienis, Praktis, Ekonomis. Lihat PROMO-nya di http://www.dadangkadarusman.com/air-keran-bisa-langsung-dimimun/
 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mengharapkan pemimpin yang lebih baik"

Post a Comment