Menjadi Pemimpin yang Baik

Situasi paling buruk bagi sebuah kapal adalah ketika kapal itu dilayarkan oleh nakoda yang buruk.
 
Keadaan paling buruk bagi sebuah pesawat adalah ketika pesawat itu diterbangkan oleh pilot yang buruk.
 
Kehidupan paling buruk bagi rakyat sebuah negara adalah ketika Negara itu dipimpin oleh Presiden yang buruk.
 
Dan, jalan hidup paling buruk bagi setiap insan adalah ketika dia mengarahkan dirinya sendiri ke jalan yang buruk.
 
Dalam konteks ketiga dimensi itu, mungkin kita tidak mempunyai kewenangan atau kemampuan untuk mengkritisi, mempengaruhi, apalagi menasihati.

Nakoda. Pilot. Dan Presiden. Tak mampu kita menyentuh tingkatan kebijakan mereka.
 
Namun ada satu organisma yang kita boleh melakukan intervensi hingga keinti terdalamnya. Yaitu; diri kita sendiri.

Sehingga baik buruknya diri kita ditentukan oleh bagaimana kepemimpinan yang kita lakukan bagi diri sendiri.
 
Hal ini sejalan dengan nasihat Rasulullah SAW melalui sabdanya; “Setiap orang adalah pemimpin. Dan dia, akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya….”

Maka jangan merasa boleh melakukan apa saja hanya karena merasa ini diri gue sendiri. Badan gue sendiri. Orang lain nggak boleh ikut campur. Gak boleh menasihati. Gak boleh melarang itu dan ini.

Jangan begitu, karena. Tidak seorang pun tahu seberapa beratnyakah pertanggungjawaban dihadapan Tuhan itu.
 
Kapal yang dipimpin nakoda yang baik, pasti bisa berlayar dengan baik. Pesawat yang dipimpin pilot yang baik pasti akan terbang dengan baik.

Negara yang dipimpin presiden yang baik, pasti kehidupan rakyatnya semakin membaik. Bukan malah kebalik.

Maka seorang pribadi baik yang memimpin dirinya dengan baik pasti akan mampu menjalani hidupnya dengan baik. Insya Allah.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman
Author, Trainer, and Public Speaker

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Menjadi Pemimpin yang Baik"

Post a Comment